BERSYUKUR

Standar

jika kita menyebut nikmat Allah serta kebesarannya dan laut djadikan tintanya, maka tinta itu akan habis sebelum kita selesai menyebutkan kebesaran dan nikmat  Allah. Sebagai hambaNya kita hanya bersyukur dengan melaksanakan ibadah dengan sebaik-baiknya wujud dari syukur tersebut. syukur itu sesungguhnya untuk diri kita sendiri, barang siapa bersyukur Allah akan tambahkan nikmatnya, dan sebalinya barang siapa yang kufur atas nikmatNya sesungguhnya adzab Allah amat pedih.

Suatu desa, perkampungan, atau suatu negeri yang awalnya Allah berikan keberkahan pada mereka dengan menjadikan rizkinya mudah bagi penduduknya. Yaitu turun dari berbagai penjuru, petani hasilnya melimpah, pegawai gajinya berkah, dan semua profesi mencari uang. Selain itu tanahnya juga dijadikan subur, udara sejuk mendukung, seimbang antara panas dan hujan sepaerti dinegara Indonesia tercinta.

Namun rizki dan berkah yang melimpah ini tidak disertai syukur oleh para penduduknya dengan banyak beribadah kepada Nya. Mereka jauh dari Allah dan ajarannya seolah-olah semua nikmat adalah dari dirinya sendiri tanpa ada campur tangan Allah. Maka keadaan demikian Allah ganti dengan keadaan sebaliknya akibat kekufuran mereka.

Tanah yang subur dan udara yang sejuk menjadi gersang dan panas udaranya, rizki yang tadinya mudah dari segala penjuru dan berbagai profesi berubah menjadi susah dan sedikit. Intinya keberkahan dari semua kerja dan gerak warganya tidak ada lagi atau walaupun ada hanya sedikit. Mereka merasa  selalu kurang apa yang mereka punyai dan dapatkan..wallahu’alam

Tinggalkan komentar